Coba ingat dan bayangkan saat dulu Anda begitu menginginkan sebuah barang, karena barang tersebut mahal, maka Anda mulai mengumpulkan uang untuk membelinya. Saat uangnya sudah terkumpul Anda pun pergi ke toko itu lagi dan kemudian membeli barang yang Anda idam-idamkan itu. Anggap saja itu barang itu sebuah speaker.
Begitu tidak sabarnya Anda membuka speaker tersebut dan menyetel lagu dengan speaker baru. Sesampainya di rumah Anda pun membuka dan menyetel lagu dengan speaker baru itu tapi ternyata harapan Anda tidak sesuai dengan kenyataan. Harapan Anda speaker tersebut bisa diatur volume bassnya tapi ternyata tidak bisa.
Ini bukan hal krusial, kecuali jika kabel dalamnya rusak dan sangat mempengaruhi suara pada speaker tersebut sampai tidak bisa menyala lagi. Saat itulah Anda harus menggunakan garansi jika ada, atau membuangnya.
Saat terlanjur membelinya apa Anda kemudian langsung membuangnya? Atau tetap memakainya dengan perasaan menyesal dan menyangkal diri dengan: “ya udah lah, udah terlanjur mau diapain lagi emangnya?”.
Sama seperti saat Anda terlanjur jadian dengan orang yang salah, tidak sedikit orang yang bertanya: “apa gue putusin aja ya dia? Abisnya dia begitu sih, nggak sesuai sama harapan gue..”, dan mungkin Anda salah satunya.
Apa harus putus jika terlanjur jadian dengan orang yang salah? Jawabannya adalah ya, tapi Anda harus bisa membedakan kasusnya. Misalnya karena setelah jadian Anda baru tahu bahwa cara makannya sangat tidak sopan, makannya selalu mengecap. Setelah Anda berikan masukan dan beritahu jika Anda tidak suka dengan cara makannya, dia pun tetap tidak mau berusaha mengubah cara makannya menjadi lebih baik, inilah saatnya Anda menggunakan kompromi bukan memutuskan hubungan Anda. Hal ini bukan hal yang krusial seperti perselingkuhan.
Saat PDKT dia tidak memberikan tanda-tanda perselingkuhan, tapi saat jadian dia ternyata sering tebar-tebar pesona kepada setiap orang dan selingkuh. Ternyata memang track record jadiannya dia sering selalu selingkuh, maka Anda sudah saatnya Anda mengakhiri hubungan itu.
Berbeda dengan barang, sebuah barang mempunyai garansi, jadi daripada membuangnya lebih baik garansi barang tersebut dipakai. Sedangkan jadian tidak ada garansi, jadi jawabannya hanya memutuskan hubungan tersebut.
Anda tentu tidak ingin mempertahankan hubungan yang dalam hubungan tersebut Anda tidak lagi merasa bahagia tapi sebaliknya kesengsaraan bukan? Jadi jangan gunakan kata terlanjur jika hubungan Anda hanya ada kesengsaraan dan kesedihan.