Setiap Negara mempunyai budaya yang berbeda-beda, misalnya di Amerika, budaya di sana pelukan adalah hal yang wajar, walaupun itu dengan orang asing. Sedangkan di Indonesia, pelukan masih menjadi hal yang asing, apalagi dengan orang yang baru kenal. Di Indonesia pelukan hanya berlaku jika Anda dan dia sudah saling mengenal.
Perbedaan kewarganegaraan, warna rambut, bahasa, bahkan agama bisa Anda ubah tapi Anda tidak bisa mengubah suku atau budaya yang dibawa sejak lahir. Banyak pasangan yang sudah menjalin hubungan yang lama, bahkan sudah hampir menikah, tapi karena perbedaan budaya menjadikan mereka untuk putus. Jadi, lebih baik putus atau lanjut jika beda budaya?
Banyak pasangan yang tidak bisa berpikir jauh kedepan, hanya menuruti perasaan saja. Dari awal hubungan seharusnya mereka bisa berpikir jika suatu hari nanti masalah perbedaan budaya ini muncul bagaimana solusinya, jika Anda sudah tahu solusinya adalah putus maka lebih baik Anda tidak usah jadian dengannya.
Banyak orang yang membuktikan pada keluarga pasangannya bahwa dia bukan seperti stereotip adat yang orang tua pasangannya pikirkan. Memang bagus jika Anda mencoba dulu seperti pepatah yang mengatakan: “Lebih baik mencoba daripada gagal 100 persen”. Tapi bukan berarti Anda harus mencoba untuk menyakiti hati Anda dan pasangan. Jika harus putus bukankah dia juga merasakan sakit hati? Coba pikir.
Jika sudah terlanjur jadian, maka pada awal hubungan, hal ini harus dibicarakan. Komunikasikan dengan pasangan bagaimana solusinya, jika memang solusinya mengharuskan Anda berdua putus maka Anda harus mengambil solusi itu. Lebih baik putus di awal hubungan daripada putus setelah banyak menginvestasikan waktu, tenaga, dan uang untuk hal yang nantinya sia-sia.
Jika saat Anda mencoba ternyata orangtua pasangan tidak keberatan dengan budaya yang Anda miliki, maka lanjutkan hubungan Anda dan buktikan bahwa Anda adalah orang yang berbeda dengan budaya yang orang tua pasangan pikirkan agar orang tuanya semakin yakin dengan Anda.
Terkadang putus adalah solusi terbaik untuk hubungan Anda.
Saya setuju dengan kalimat terakhir, bahwa putus adalah solusi yang terbaik. Kebudayaan yang berbeda diantara kami mungkin sudah mencapai level tinggi, sehingga tidak akan pernah jumpa kata toleransi. Tapi itu terjadi dari pihak keluarganya yang sangat anti dan tidak mau dengan kebudayaan saya dikarenakan mereka punya pengalaman buruk dengan budaya yg sama. Saya memilih mengakhiri hubungan dan tidak ingin berjuang untuk mengambil hati keluarganya. Karena yang tidak disukai adalah label budaya / suku nya, yang tidak akan pernah bisa dirubah, bukan hal2 lain yang sifatnya dapat dirubah dan diperbaiki. Hati saya hancur berkeping keping meninggalkan dia, pria yang sangat baik dan sangat saya kasihi. Tapi saya tidak akan menyesali keputusan ini. Ini yang terbaik buat kami.