3 Alasan Klasik Putus Cinta

Ada banyak alasan mengapa orang-orang mengalami putus cinta, tapi ada 3 alasan yang sangat amat klasik saat putus cinta. Kebanyakan orang mempunyai pola pikir yang salah akibatnya mereka menggunakan alasan klasik yang tidak masuk akal untuk putus.

Ini dia 3 alasan klasik putus cinta:

Sudah Bosan

“Aku bosen sama kamu.. Kita putus aja..”, padahal kebosanan adalah tanda kecocokan Anda dan pasangan. Ada banyak sekali orang yang tidak mengetahui hal ini dan mengira kebosanan adalah ketidakcocokan hubungan kalian.

Alasan klasik ini sebenarnya tidak masuk akal jika dijadikan alasan untuk putus. Kecocokan dijadikan masalah dan dianggap ketidakcocokan, aneh bukan? Ini pola pikir yang salah, yang membuat Anda putus.

Padahal kebosanan terjadi karena rutinitas kalian berdua yang terus terulang, jika ingin hubungan Anda tidak dilanda kebosanan lakukan hal yang sama seperti saat Anda PDKT dulu lagi. Mudah kan?

Sudah Tidak Cocok

“Kita udah nggak cocok lagi, lebih baik kita jalan sendiri-sendiri aja..”, alasan kedua yang klasik adalah sudah tidak cocok, coba pikir, jika tidak cocok harusnya dari dulu Anda menyadari dan tidak melanjutkan hubungan. Kenapa baru sadar setelah bertahun-tahun pacaran? Ini alasan yang dibuat-buat saja untuk menutupi alasan yang sebenarnya.

Tidak ada bukti bahwa Anda tidak cocok, mana mungkin ketidakcocokan bisa bertahan sampai bertahun-tahun?

Merasa Tidak Disayang Lagi

“Kamu udah nggak sayang aku lagi!”, tahu dari mana jika dia tidak lagi sayang dengan Anda? Mungkin beberapa minggu ini dia sedang sibuk dengan pekerjaannya sehingga kurang memerhatikan Anda. Maklumi saja hal tersebut, jangan langsung membuat asumsi bahwa dia tidak sayang pada Anda hanya karena hal sepele seperti perhatian.

Banyak orang saat ditanya: “ Dia masih suka ngajak ngedate?”, “masih”. “nggak lupa tanggal-tanggal penting?”, “nggak”. “lu lebih di priritaskan dari pada temen kantornya?”, “iya..”. “terus kenapa bisa tahu dia nggak sayang lagi?”, “*kemudian hening*”.

Sebelum berasumsi ketahui dulu faktanya apa asumsi Anda benar atau hanya asumsi asal-asalan Anda saja?

Leave a Reply