Judul artikel ini terdengar sangat sulit untuk dilakukan. Mengampuni? Mungkin Anda tidak ingin mengampuni sang mantan karena dulu pernah menduakan, mengatai, bahkan memukul Anda. Perasaan kesal, benci, marah memang wajar, tapi sudah tidak wajar jika perasaan tersebut berubah menjadi dendam.
Mengampuni adalah salah satu hal yang paling penting dalam proses move on. Sakit hati, perasaan benci, marah hanya hilang sementara dengan berkumpul bersama teman-teman, bergaul dengan banyak orang baru, memulai hobi baru, bahkan mempunyai hubungan yang baru.
Perasaan-perasaan tersebut hanya hilang sementara jika Anda tidak mengampuninya. Untuk benar-benar pulih dari sakit hati Anda harus mengampuni mantan Anda. Mengampuni adalah senjata yang dapat Anda gunakan untuk membuat diri Anda menemukan kedamaian dalam hubungan dan hidup.
Mengapa mengampuni bisa membuat diri Anda benar-benar pulih dari sakit hati? Karena setelah Anda mengampuni, otak akan memproses Anda untuk berpura-pura bahwa sebenarnya Anda sudah tidak sakit hati. Setelah itu Anda akan mulai mengikuti proses tersebut dengan bertindak ramah pada mantan, sampai akhirnya diri Anda meyakinkan Anda bahwa perbuatan baik dan ramah yang sudah Anda berikan adalah bukti Anda sudah benar-benar mengampuninya. Sebab jika seseorang belum benar-benar mengampuni, maka orang tersebut tidak mungkin bisa berbuat baik dan ramah kepada orang yang dibencinya.
Sebelum memulai hubungan yang baru Anda HARUS sudah pulih dari hubungan yang lama agar tidak berdampak pada hubungan yang baru. Bayangkan jika suatu saat Anda kencan bersama pasangan baru dalam keadaan belum mengampuni mantan. Kemudian secara tidak sengaja Anda bertemu dengan mantan Anda. Yang tadinya suasana Anda bahagia tiba-tiba berubah 180 derajat menjadi kesal, marah, benci. Pasangan Anda akan sadar ada yang tidak beres dengan Anda, kemudian akan bertanya kenapa tiba-tiba Anda begitu?
Nah, suasana kencan yang seharusnya bahagia malah jadi sebaliknya. Apa Anda akan selalu seperti itu jika saat kencan bertemu dengan mantan? Tentu pasangan Anda akan bosan dengan tingkah Anda yang tiba-tiba berubah seperti itu.
Bayangkan lagi dengan contoh kedua, Anda sedang kencan kemudian bertemu mantan tapi dengan keadaan Anda sudah mengampuninya. Saat bertemu Anda bisa menyapanya, dan mengenalkan dia pada pasangan baru Anda. Tentu pasangan Anda akan bertanya: “itu siapa?” Anda bisa menjawab mantan Anda. Bayangkan betapa bangganya pasangan Anda memiliki Anda yang bisa mengampuni mantan yang dulu pernah menyakiti Anda. Suasana kencan bukan bahagia saja tapi semakin bahagia dan menyenangkan.
Jadi mana yang akan Anda pilih? Contoh pertama yang tidak mau mengampuni atau yang kedua?